Steven Andrea Lukita awalnya tidak pernah terpikir menjadi seorang content creator . Steven kemudian serius saat mendapat libur kuliah selama tiga bulan dari kampusnya. Kata Koko Steven, sapaan akrab anak kedua dari empat bersaudara ini, karena ia memang hobi makan, hampir setiap hari waktu libur itu ia isi dengan wisata kuliner bersama teman temannya.
“Setiap makan di mana, lalu kita posting di instagram. Eh ternyata banyak yang respon di kolom komentar. Tanya ini tempatnya di mana dan sebagainya. Akhirnya teman saya kasih ide, mending sekalian aja dibuat konten gitu, muncullah akun instagram @makansamakoko di 2016,” kata Koko, Selasa (8/8/2026). Namun kesibukannya sebagai mahasiswa dan juga membantu mengelola resto milik keluarganya di daerah Gading Serpong, Tangerang, saat itu Koko Steven belum memiliki banyak waktu luang untuk fokus menjadi content creator.
Cerita Steven Berat Badan Bertambah 17 Kilogram Selama Menekuni Profesi sebagai Foodies Kunci Jawaban Tema 5 Kelas 3 SD Halaman 123 124 126 127 128 132 136 137 Subtema 3 Pembelajaran 1 2 Halaman 4 Kunci Jawaban Soal Tema 7 Kelas 6 SD Halaman 46 49, Pembelajaran 6 Subtema 1 Banjarmasinpost.co.id
Ferry Irawan Ungkap Cerita Sat Dibui Kasus KDRT, Berat Badan Turun 11 Kilogram Lebih Kunci Jawaban Tema 7 Kelas 6 SD Halaman 46, 47, 49, Buku Tematik Pembelajaran 6 Subtema 1 Halaman 4 Ia hanya sesekali saja menerima tawaran endorsement.
Barulah pada 2018, setelah usaha resto milik keluarganya tutup, ia memutuskan serius di bidang ini. “Salah satu yang mendukung adalah mama saya. Kata mama lakukanlah kegiatan yang jadi hobi saya, supaya nggak stres. Nah, hobi saya itu kan makan, akhirnya fokus deh jadi foodies,” kata pemuda kelahiran 31 Maret 1997 ini. Ia mengaku bobot tubuhnya bertambah 17 kg selama menekuni profesi sebagai foodies ini.
Kini akun instagram @makansamakoko milik Koko Steven sudah memiliki 132 ribu pengikut, sedangkan di TikTok, akun dengan nama yang sama memiliki 40.600 pengikut. Selain itu di TikTok, Koko Steven juga memiliki akun lain @steven.lukita dengan 158.800 pengikut. Dengan jumlah pengikut sebanyak ini, tentunya pundi pundi rupiah mengalir deras ke saku penggemar suara merdu Taylor Swift dan The Weeknd ini. Diakui Koko Steven, berkat profesinya sebagai foodies, ia bisa membiayai kuliahnya sendiri di Bina Nusantara University, bisa traveling ke luar negeri, dan juga membantu perekonomian keluarga.
Bahkan dua adik kandung Koko Steven, Jessica Lukita dan Jennifer Lukita bergabung menjadi tim yang membantu sang kakak untuk urusan administrasi dan juga konsep konten. Selain itu, untuk menghasilkan konten yang berkualitas, Koko Steven juga dibantu oleh seorang editor. Yang pasti banyak pengalaman menarik yang dirasakan penggemar Indonesian Food dan Japanese Food ini selama bergelut di dunia foodies, di antaranya pada 2018 pernah mendapat undangan kerja sama dengan Kedutaan Taiwan dan juga sempat menjadi host untuk acara “Hungry Hour” produksi Indihome yang tayang di UseeTV. Untuk tayangan dalam kontennya, Koko Steven mengaku lebih tertarik untuk mengulik street food ketimbang fancy food.
Alasannya, selain karena ia sendiri memang penggemar aneka hidangan khas kaki lima, Koko Steven juga ingin orang yang menonton postingannya bisa mencoba hidangan tersebut karena harganya yang tidak terlalu mahal. Dan memang, setiap mengulas tentang street food, insight yang diperoleh akun @makansamakoko cukup tinggi. “Itu yang membuat saya lebih memilih mengulas street food. Selain karena selera saya memang lebih condong ke sana, pengikut akun saya pun lebih tertarik dengan street food,” ujar Koko Steven. Kini di waktu senggangnya sebagai content creator, Koko Steven juga mencoba untuk berbisnis di dunia kuliner lagi. Bersama sang mama, ia membuka kedai Bakmi Cide (non halal) di Pasar Baru, Tangerang.
Keistimewaan Bakmi Cide adalah topping dagingnya yang banyak dengan harga hanya Rp 18 ribu. Seperti diakui Koko Steven, sama halnya dengan dirinya, sang mama juga sangat cinta dengan dunia kuliner. “Mama juga berperan dalam konten saya. Kalau saya posting konten memasak, biasanya yang saya masak itu resep otentik dari mama saya, jadi bukan recook resep orang,” pemilik hobi kuliner, traveling dan main golf ini menjelaskan.
Melihat semakin maraknya persaingan di dunia content creator, khususnya kuliner, Koko Steven pun tidak tinggal diam. Bersama timnya, ia berupaya selalu melahirkan ide baru untuk kontennya. Kalau foodies lain tidak mau mengulik resto resto besar yang sudah punya nama sebagai bahan kontennya kecuali jika diendorse, Koko Steven malah sebaliknya. “Saya sekarang bikin kategori baru untuk mengulik resto resto besar itu. Saya mengangkat dalam konten saya, tiga menu yang paling favorit dan tiga menu yang paling jarang dibeli di sana. Untuk menu yang jarang dibeli, biasanya saya pakai hashtag #3MenuJarangDibeliMSK.
Dari beberapa kali posting, ternyata insightnya bagus terus. Dari situ saya malah jadi kenal dengan humas dari resto tersebut. Semoga ke depannya saya malah bisa diajak kerja sama ya, hehe …” tawa Koko Steven mengembang.